Rabu, 22 Desember 2010

Renungan di Hari Ibu

Di Saat Daku Tua

Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu,
maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.

Di saat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Di saat daku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankanmu,
bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku.
Di masa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah daku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.

Di saat daku membutuhkanmu untuk memandikanku,
janganlah menyalahkanku.
Ingatlah di masa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi.

Di saat daku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
janganlah mentertawaiku.
Renungkanlah bagaimana daku dengan sabar menjawab setiap "mengapa" yang engkau ajukan saat itu.

Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku...
bagaikan di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.

Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita,
berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku,
asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku... daku telah bahagia.

Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah sedih.
Maklumilah diriku, dukunglah daku... bagaikan daku terhadapmu,
di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini...
kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu...
Daku akan menerimanya dengan senyum penuh syukur....
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga kepadamu...





Kamis, 19 Agustus 2010

Materi Kelas XII - Bab 1- Pancasila Ideologi Terbuka

- SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA -

Berikut ini merupakan contoh sikap positif yang harus dikembangkan oleh setiap warga negara terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka, sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila, yaitu :
1. Sila Ketuhanan Yang Mahaesa
Mewujudkan keimanan dan ketakwaan dalam perbuatan nyata baik di keluarga, sekolah,
maupun masyarakat melalui tindakan-tindakan berikut :
- Rajin dan taat beribadah sesuai agama masing-masing
- Mendengarkan nasihat orangtua untuk menaati ajaran agama
- Membina sikap jujur, adil, sabar, tekun, rendah hati
- Menghormati guru dan patuh pada tata tertib sekolah
- Peduli terhadap sesama teman, mau menolong tanpa pamrih

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dengan mewujudkan sikap tenggangrasa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui tindakan berikut :
- Mengakui akan persamaan derajat dan martabat setiap manusia dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan
- Menghargai pikiran, perasaan maupun perbuatan sesama manusia
- Mewujudkan kerukunan hidup antara sesama warga sehingga tercipta kehidupan harmonis

3. Sila Persatuan Indonesia
Dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah-tengah keberagaman melalui
tindakan berikut :
- Selalu berupaya menyelaraskan pandangan dan sikap kita dengan sesama masyarakat
- Menumbuhkan sikap rela berkorban bagi kepentingan bangsa dan negara dengan
mengorbankan kepentingan pribadi
- Menumbuhkan kesadaran bahwa semua elemen bangsa peran dan kedudukannya sama
- Menghilangkan anggapan adanya kelompok mayoritas dan minoritas dalam kehidupan
berbangsa

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
Dengan mewujudkan sikap demokrasi yang bersumber pada Pancasila melalui sikap berikut :
- Membiasakan diri menyelesaikan masalah dengan musyawarah untuk mufakat
- Menghargai perbedaan pendapat
- Mengakui kemenangan pihak lain dengan sikap yang positif (dalam berdemokrasi ada pihak
yang menang dan kalah, dan kita harus siap untuk kalah)
- Menghargai kesukarelaan dan kesadaran, dari pada memaksakan sesuatu kepada orang lain
- Menghargai sikap etis berupa tanggungjawab yang harus ditunaikan sebagai amanat rakyat

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan mewujudkan sikap-sikap sebagai berikut :
- Membiasakan diri untuk selalu bekerja keras sebagai wujud tanggungjawab kita kepada
Tuhan
- Memiliki sikap kedermawanan kepada sesama
- Mengembangkan sikap hidup hemat, sederhana
- Memperjuangkan keadilan bagi sesama
- Menghargai karya, menolak kesewenang-wenangan serta pemerasan kepada sesama

*****







Kamis, 18 Maret 2010

Renungan Harian (5)



MENGHADAPI RAKSASA KEHIDUPAN

(Bacaan : 1 Samuel 17 : 40 -58)

Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing,
tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam,
Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu.
(1 Samuel 17 : 45)

Ada saatnya kita harus berhadapan dengan kesukaran yang teramat besar. Entah berupa penyakit yang tak kunjung sembuh; atau tekanan pekerjaan yang sangat berat; atau berupa kehadiran "orang sulit" di dekat kita - atasan di kantor, rekan kerja, rekan sepelayanan, klien, tetangga, dll - tetapi tidak bisa kita hindari. Atau bisa juga berupa kebiasaan buruk yang terus membelenggu - kita ingin menjauh tetapi tidak juga bisa lepas. Semua itu membuat kita merasa kecil dan tak berdaya.
Dalam keadaan demikian, kita bisa belajar dari Daud ketika menghadapi Goliat. Secara fisik, Daud sangat tidak sebanding dengan Goliat. Daud berperawakan biasa, Goliat raksasa. Daud penggembala kambing domba, Goliat prajurit profesional. Daud bersenjata "umban dan batu", Goliat bersenjata perang lengkap. Namun akhirnya, Daud berhasil mengalahkan Goliat. Kunci sukses atau keberhasilan Daud adalah karena Daud berfokus pada Allah.
Setiap kita juga memiliki "raksasa kehidupan" / kesukaran masing-masing. Jika kita berfokus pada kesukaran yang menghadang, maka kesukaran itu akan kita rasakan berkali-kali lipat lebih besar daripada yang sebenarnya. Efeknya, kita akan merasa kecil dan tidak berdaya. Tetapi kalau kita berfokus pada Allah, pada kasih dan kuasaNya, kita akan mendapat kekuatan ekstra untuk menghadapi segala tantangan/kesukaran tersebut. Kita memang lemah, tetapi Allah yang kita miliki, Mahakuat. BersamaNya, kita bisa; dan tidak ada alasan untuk kita tidak sanggup mengatasi berbagai kesukaran dalam hidup kita.

DI DALAM TUHAN,
TIDAK ADA GUNUNG YANG TERLALU TINGGI UNTUK DIDAKI



Dikutip dari Renungan Harian (Yayasan Gloria)
Kamis, 18 Maret 2010

Senin, 15 Maret 2010

Sing a Song


WONDERFUL DAY


Today I will walk... with my hands in God
Today I will Trust in Him... and not be afraid
For He will be there... for He will be there
Every moment to share... on this wonderful day
He has made.....



Sabtu, 06 Maret 2010

Kamis, 25 Februari 2010

Lagu D'Masiv


JANGAN MENYERAH


Tak ada manusia... yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali... sgala yang telah terjadi
Kita pasti pernah, dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini... tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada... hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini... melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan... kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa

Jangan menyerah, jangan menyerah, jangan menyerah
jangan menyerah, jangan menyerah, jangan menyerah
ho... ooo... ooo

Syukuri apa yang ada... hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini... melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan... kebesaran dan kuasaNya
Bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa
dan tak kenal putus asa....

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Depok, Jawa Barat, Indonesia